Selasa, 23 Februari 2016
Aku Yang menikmati Seks Dengan Istri Bosku Dan Bosku Dengan Istri Aku
beritalogika.blogspot.com - Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya M Richard yang berasala dari USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Mr. Rich biasanya dipanggil seperti itu.
Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.
Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Nindy yang berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu, secara spontan dia memuji kecantikan Nindy dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.
Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek, sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.
“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekalian makan malam”.
“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.
“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.
“Okelah!”, kataku.
Agen Poker Online - Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nindy. Pada mulanya Nindy agak segan juga untuk pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nindy mau juga pergi.
“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.
“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.
“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas. Kalau melihat Nindy, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang, dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.
Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku mengenakan kemeja batik, sementara Nindy memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan apapun.
Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.
“Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.
Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis
dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.
“Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.
Setelah Nindy berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam, sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.
“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani nggak kamu ngerjakan iklan itu”.
“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih, ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.
Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.
“Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.
“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.
“Seksi nggak?”.
“Lha.., ya.., jelas dong”.
“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu gimana?”.
Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.
Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nindy dan Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada saya.., aman kok!”.
Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue film.
Agen DominoQQ - Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar, rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.
Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh, maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat terangsang!”.
“Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.
“Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.
Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.
“Nanti minuman Nindy aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”, saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau begitu tidak rela aku.
Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-cepat menambahkan.
“Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya, “Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.
Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan keringatnya lebih banyak keluar.
Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard segera berdiri, menarik kursi Nindy dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah. Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.
“Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.
Sementara Nindy kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit pundaknya.
Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut, dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi panjang tersebut.
Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan kancing kemeja batik Nindy hingga kancing terakhir. BH Nindy segera menyembul, menyembunyikan dua bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.
Kelihatan mata Nindy terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,
“Apakah Nindy telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”.
Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nindy seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.
Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung, aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di sampingku.
Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya sedang mengerjai wanita mungil.
Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh.., aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nindy, terlihat Nindy telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa.
Agen BandarQ - Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard.
Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nindy, yang dengan matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.
Menunjukan Nindy menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting susunya, terlihat seluruh badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.
Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan melepaskan bajuku sendiri.
Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.
Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai teknik yang lain dari lain.
Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.
Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.
Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan dengan suara keras,
” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat bersamaan suara Nindy terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,
“Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak.
Tak tahu apa yang diperbuat Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nindy sekarang telah telentang di atas sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy yang sudah terpentang dengan lebar.
Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard sedang mengaduk-aduk kemaluan Nindy yang mungil itu. Terlihat badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat. ‘’
Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan dan dari mulutnya terdengar erangan,
“Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot penisku.
“Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia mencapai organsme.
Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih jauh.
Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nindy kini telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.
Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang lebar.
Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.
Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan Nindy yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nindy dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.
Kedua tangan Nindy kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nindy terlihat agak melengkung, pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.
Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nindy dan tangan kirinya tetap menuntun penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nindy, sambil mencium telinga kiri Nindy, terdengar Richard berkata perlahan,
“Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan menahan kengiluan.
Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang telah basah itu, biarpun kedua tangan Nindy tetap mencoba menahan tekanan badan Richard.
Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over size, langsung saja Nindy berteriak kecil,
“Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis, mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.
Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nindy, kedua bibir kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nindy terlihat terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.
Kedua bibir kemaluan Nindy tertekan masuk begitu juga clitoris Nindy turut tertarik ke dalam akibat besarnya kemaluan Richard.
Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.
“aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih.., sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.
Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungung Richard.
“Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nindy masih merasa sakit”, sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.
Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nindy, terlihat muka Nindy meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.
Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam, masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy.
Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nindy, terlihat Nindy telah pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard.
Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih dalam lagi, kembali terlihat wajah Nindy meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat menggeletar,
Tetapi karena Nindy tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja, “Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.
Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya.
Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nindy sejenak, agar tidak menambah sakit Nindy sambil bertanya lagi,
“Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nindy dengan mata terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,
“aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nindy dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nindy dalam pelukannya.
Tak selang lama kemudian terlihat badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang,
“Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nindy bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada pantat Richard, Nindy mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nindy terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun itu.
aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.
“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku hendak menerobos masuk.
“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.
Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.
“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.
“Ayo Dik.., terus”.
“Enakk.., eemm.., mm!”.
Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam.., yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.
“mm..”.
Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.
“Nih.., Lill.., terima yaa”.
Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.
Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya, “..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.
Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa yang baru kami alami.
Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping Lillian.
Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang terlihat tubuh mungilnya telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.
Mulai saat ini Richard mengerjai Nindy dengan sangat brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nindy, tetapi dilihat dari ekspressi muka dan gerakan Nindy ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nindy atas apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.
Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil memegang belakang kepala Nindy.
Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.
Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Richard memeluk badan Nindy erat-erat. Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Nindy.
Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat seperti anak kecil dalam gendongan Richard.
Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard. Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.
“Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.
Ketika Richard merasa capai, Nindy diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.
Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nindy.
Kedua tangan Richard memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Richard secara teratur, setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.
Kemudian Richard mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi yang paling disukai oleh Nindy.
Dari belakang pantat Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.
Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,
“aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan mengikuti arah badan Nindy bergerak.
Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nindy dan mulai meremas-remasnya.
Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari mulutnya terdengar,
“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.
Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke sudut-sudutnya.
Setelah badan Nindy agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang. Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan penis Richard ke vaginanya.
Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nindy. Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard.
Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan ke dalam lubang pantat Richard.
Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,
“Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak, Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.
Pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh.., sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.
Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.
Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan.
Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.
Seks Dengan Gadis SMP Perawan Yang Butuh Dana
Bisnis Poker - Saat aku sedang membaca surat dan dokumen yang baru di bawa sekretarisku untuk biasa aku tanda tangani, tiba tiba telponku berbunyi aku lihat di layar ada namanya Marsha, aku angkat telponnya,
“Hello.. Marsha.. Apa kabar” sapaku. “Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Marsha”
“Iya habis sibuk sih” jawabku sambil terus menandatangani surat-surat di mejaku. “Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih..” terdengar suara Marsha di seberang sana. Marsha ini memang kadang-kadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku.
Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh daripada memberikan uang di bawah meja. “Bagusnya gimana Mars?” tanyaku penasaran. “Masih anak-anak Pak.. Baru 15 tahun.
Kelas 3 SMP. Masih perawan, bener-bener gadis virgin” Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya. Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarang-jarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini.
Agen Judi Online - “Cantik nggak?” tanyaku “Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh..” rayu Mami Marsha ini. Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Siska, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya.
Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Marsha, dia mau melakukan hal ini.
“Minta berapa Mars? ” tanyaku
“Murah kok Pak.. cuma lima juta” Wah.. Pikirku.
Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Marsha. Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti.
“Lia.. Ke sini sebentar” kutelpon sekretarisku yang sexy itu. Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku.
“Ada apa Pak Robert?” tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih.
Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang Marshawarkan Marsha. Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.
“Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya” kataku. “Baik Pak” jawabnya.
“Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..?” Lia berkata genit sambil menatapku menggoda. “Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih” kataku pura-pura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Siska, anak SMP itu.
Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.
“Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak” katanya masih mengharap.
“Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya” jawabku sambil mengemasi laptopku. Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi.
Agen BandarQ - Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar, kutelpon Marsha untuk memberitahukan lokasiku.
Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyik-asyiknya melihat berita perang di Irak tiba-tiba HP-ku berbunyi.
“Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon.” pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller ID-nya. “Halo.
Pak Robert.. Ini Santi” kata suara di seberang sana. Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.
“Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?”
“Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu. Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?”
“Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih” jawabku mengelak.
“Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian” lanjutku. “Habis Santi udah kangen banget Pak..” rengeknya.
“Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok” hiburku. “OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak” katanya menyudahi pembicaraan. Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku.
Mungkin baru pertama dia bertemu dengan laki-laki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.
Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Marsha bersama seorang gadis belia, Siska.
“Maaf Pak Robert. Tadi Siska baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya” alasan Marsha.
Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka. “OK nggak apa.. Ayo masuk” kataku sambil memperhatikan Siska. Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya.
Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh. Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent.
“Siska.. Ini Oom Robert” kata Marsha memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih,
“Siska..” Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Siska duduk disamping sedangkan Marsha berhadapan denganku. Kurengkuh pundak Siska dengan tangan kiriku, sambil kuelus-elus sayang.
“Gimana Pak.. OK khan” Marsha bertanya “OK.. Kamu jemput lagi aja nanti” jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Siska yang mulus itu gemas. Setelah itu Marsha pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya.
“Kamu lapar nggak Siska? Kita pesan makanan dulu yuk” saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar.
Apalagi ternyata gadis yang dibawa Marsha ini cantik sekali. “Pesan apa?” tanyaku sambil memberikan room service menu padanya. “Nasi goreng aja Oom” “Minumnya?” “Minta susu boleh Oom?” jawabnya.
Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Siska. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.
“Channelnya Siska ganti ya Oom” katanya sambil mengambil remote.
“Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus” jawabku sambil mengagumi keindahan Siska. Setelah dia duduk, kuelus-elus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu.
Agen DominoQQ - Siska kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anak-anak, pikirku. “Kamu sudah punya pacar?” tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.
“Belum Oom..”
“Kenapa?” tanyaku lagi “Siska khan masih kecil..” katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV. Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kuelus-elus pahanya.
Siska nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar. Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya.
Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini. Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tiba-tiba bel kamarku berbunyi. “Room Service” terdengar suara di depan kamarku.
Akupun berdiri meninggalkan Siska untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Siska ketika aku beranjak pergi.
“Ada pesanan lagi Pak?” tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. “Nggak” jawabku “Mungkin buat anaknya?” tanyanya lagi “Mungkin nanti menyusul” kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya.
Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Siska adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Siska menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.
“Mau buah Siska?” kataku sambil mengambil buah-buahan dari minibar.
“Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah” katanya. Hm.. Benar-benar manis ini anak, pikirku.
Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu. Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya.
Diterimanya buah-buahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya.
Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya. “Ayo sayang kita mulai ya..” kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas dadanya.
Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja. “Kok diam saja sih!!” Bentakku.
“Oom.. Siska nggak pernah Oom.. Belum ngerti” jawabnya lirih ketakutan.
“Ya sudah sini kamu..” kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada. Siska mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. “Ayo sini duduk Oom pangku” kataku.
Siskapun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam. Mata Siska tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu.
Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremas-remas buah dadanya yang masih tertutup BH itu.
Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.
“Oom.. Jangan Oom.. Siska malu” katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerang-erang nikmat disetubuhi dari belakang.
“Nggak usah malu sayang” jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya. Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu.
Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya. “Pelan-pelan Oom.. Sakit” desahnya ketika tanganku mengusap-usap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak.
Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini. “Kamu cantik sekali Siska.. Ohh yeah..” kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku mengelus-elus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini.
Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang. Kuturunkan Siska dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya.
Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremas-remas rambutnya. “Emmhh.. Emmhh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Siska. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Siska dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak.
Tetapi lagi-lagi dia hanya diam saja. Memang dasar anak-anak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.
“Ayo.. Berlutut!!” kataku sambil menarik rambutnya. Tampak air mata Siska berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.
“Ayo isap!!” perintahku pada Siska yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.
“Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.
Nggak muat Oom” katanya mengiba-iba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.
“Ayo!!” bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu.
Tampak Siska sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.
“Aahh.. Yes.. Make Daddy happy..” desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil.
Akupun mengelus-elus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Siska mulai menghisapi kemaluanku.
“Ayo jilati batangnya.. Sayang” kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Siskapun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.
“Ayo isap lagi” instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Siskapun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya.
Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.
“Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom” Siska memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya “Oom belum puas. Ayo lagi!!” bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.
Siskapun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang laki-laki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.
Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.
“Buka mulutmu!!” perintahku pada Siska sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya.
Kemudian kukocok-kocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.
“Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Siska..” erangku saat orgasme.
“Ayo telan!!” perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar.
Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya.
Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil.
Sekembalinya aku dari toilet, tampak Siska sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya.
Kembali kuelus-elus pundak dan tangannya. “Omm.. Siska pengin pulang Oom.. Siska capek..” katanya. “Yach kamu istirahat dulu aja sayang” jawabku sambil mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam.
Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu. Kuusap-usap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali.
Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi. Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya.
Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku. Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Siska berada. Siska tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya.
“Aku ingin menikmati memekmu sayang” kataku sambil menyibakkan rok mininya. Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.
“Jangan Oom.. Tolong Oom” kata Siska ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menari-nari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.
“Uhh.. Ampun Oom..” erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya.
Kupilin-pilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.
“Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis..” kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku.
Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Siska tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.
Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai.
Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras. Lalu kubuka rok mininya, sehingga Siskapun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang.
Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusap-usap klitorisnya. “Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Siska masih perawan Oom.” rengeknya.
Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya “Memangnya Bu Marsha bilang apa?” tanyaku
“Katanya Siska nggak akan diperawani. Cuma dipegang dan diciumi aja” jawabnya terisak. Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Marsha.
“Ya sudah.. “Kataku.
“Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi” perintahku. Akupun lalu tidur telentang dan Siskapun kuSiskak hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Siskapun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku.
Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengelus-elus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya. “Ya terus.. Sayang” erangku menahan nikmat yang tiada tara.
Setelah beberapa menit, kuSiskak tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas pantatnya. Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya.
Kusedot puting buah dadanya dan kugigit-gigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.
“Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun..” rengek Siska ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya. Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya.
Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya “Ahh.. Sakiitt..” jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya. Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.
“Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Siska.” racauku
“Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun..” Siska merintih kesakitan sambil menangis.
“Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah..” aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Siska yang sangat sempit itu. Tampak air mata Siska meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.
Kemudian kuSiskak pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya “doggy style”.
Sudah tak terdengar lagi rengekan Siska, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.
“Ahh.. Sakit Oom ampun..” rengeknya kembali ketika rambutnya kuSiskak sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.
Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesek-gesekkan kemaluanku di dadanya.
Kadang kugesek-gesekkan juga ke seluruh wajahnya. “Ahh.. Memang enak perawan kamu Siska..” erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri.
Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Siska. Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Siska masih terbaring di ranjang sambil menangis terisak-isak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.
Kuminum sisa birku, dan kutelepon Marsha untuk menjemput Siska. Tak lama, Marsha pun datang. “Gimana Pak Robert?” tanyanya tersenyum.
“Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget” kataku tertawa kecil. “Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak” katanya lagi. “Percaya deh sama Marsha. Tuh anaknya masih di kamar” Marsha pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa.
Lagi-lagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Siska menangis di kamar sedangkan Marsha berusaha menghiburnya. Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.
“Saya permisi dulu Pak Robert” pamit Marsha.
“Oh ya Marsh.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda.” jawabku sambil mengedipkan mataku. “Beres Pak” jawabnya sambil menggandeng Siska keluar.
“Ini tasnya ketinggalan” kataku sambil menyerahkan tas Siska yang berisi buah-buahan untuk adiknya itu. Kuperhatikan mata Siska masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku.
Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku. Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Siska tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar.
Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku. Tak lupa kusetel lagu Al Jarreau kesayanganku.
Seks Berempat Yang Semakin Sangat Puas Sekali Dengan Kenikmatannya
Agen Poker Uang Asli - Sahabat lamaku jaman SMA yang bernama feri, lama aku tidak berjumpa dengannya, kami pun sudah mempunyai anak remaja dimana umurku sudah 43 tahun, keluarga kami memang sangat akrab kadang kami berkunjung kerumhnya atau sebaliknya dia dirumahku.
Hobiku memancing dimana saat beberap hari aku memancing di laut tak jarang istriku menginap di rumahnya Feri dengan ditemani istrinya karena anak anak kami sedang kuliah di luar kota, saking akrabnya antara rasa sayang dan rasa sahabt jadi satu kadang feri kalau bercanda sampai merangkul istriku. didepanku maupun didepan istrinya.
Demikian pula sebaliknya ketika kami bercengkarama berempat kadang kadang Nunung dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentunya sikap kami ini tidak didepan anak anak yang sudah berangkat remaja.
Agen Poker Online - Bahkan pernah didapur rumahku aku memergoki Feri mencolek pantat istriku, dan kulihat istriku pura pura marah, aku tahu itu dari raut wajahnya, tentu saja sebagai lelaki normal kadang aku dilanda cemburu. Tetapi kami selalu lebih memegang persahabatan, apalagi akupun sering melakukan hal yang sama terhadap istrinya.
Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku.
Tapi aku yakin ini adalah rencana Feri dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi)
Seperti yang sering kami lakukan, pada hari jumat yang kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Walaupun tidak terlalu mewah namun villaku ini cukup luas dan cukup nyaman untuk beristirahat di akhir pekan.
Kami selalu rutin mengunjunginya paling tidak sebulan sekali, biasanya hanya aku dan istriku, kadang kadang anak anak ikut, atau famili lain.
Kali ini aku mengajak Feri dan istrinya, tidak ada yang istimewa kami hanya ingin menikmati liburan dan seperti biasanya selesai makan siang dijalan, istriku mampir untuk beli pepes ikan Mas kesukaanku.
Sampai di villa sekitar jam jam 2 siang, aku tidur pulas, sampai akhirnya dibangunkan istriku untuk makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat dan pepes ikan.
Selesai makan malam kami menonton TV sambil ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Setelah bosan ngobrol, Feri mengambil inisiatif mengambil kasur dikamarnya dan dihamparkan didepan TV dia dan istrinya menonton TV sambil tiduran, dan akupun berbuat hal yang sama.
Nunung masuk kamarnya dan mengganti dasternya dengan baju tidur yang amat tipis tanpa BH dan CD, ini terlihat jelas dari bayangan tubuhnya dibalik gaun tidurnya.
Kulihat dia sangat atraktif mempertontonkan tubuhnya didepanku dan didepan istriku. Kulihat Feri acuh saja melihat tingkah istrinya. Kamipun menonton TV sambil tiduran, istriku dan Nunung tidur berdampingan ditengah sedangkan aku berada disamping istriku dipinggir.
Acara TV terasa membosankan mungkin karena aku tidak bisa konsentrasi, aku lebih terpesona menikmati tubuh yang menggairahkan yang tergolek disamping istriku dan itu membuat adik kecilku dibalik sarung setengah ereksi.
“Pah.., puterin film yang hot.. dong.., aku kedinginan nih..” Nunung menyuruh suaminya memutar film porno.
Aku tahu mereka sering muter film porno karena kami sering tukar menukar film, tapi selama ini kami belum pernah nonton bersama sama.
Sebelum beranjak mengambil film, Feri basa basi minta ijin istriku
“Rin..muter film blue ya..”
“Terserah aja ” jawab istriku.
Filmnya cukup bagus dengan latar belakang jaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tidak vulgar, dan ini membuat gairahku cepat bangkit.
Sarungku sudah terdongkrak keatas sementara kulihat Nunung sering mencuri padang kearah sarungku yang memang sengaja tidak kusembunyikan.
Sementara itu istriku sudah memindahkan kepalanya diatas lenganku dan jari tangannya meremas remas jari tanganku. Aku sudah hapal sekali, istriku pasti sudah terangsang.
Feri menonton film itu dengan memeluk istrinya secara ketat dan tangannya mengusap usap payudara Nunung dari luar baju tidurnya, sesekali diciumnya bibir istrinya dalam dalam.
Agen DominoQQ - Sementara itu kaki kanan Nunung ditekuk dan pahanya menindih paha istriku, sehingga tak terhindarkan baju tidurnya yang memang pendek makin tersingkap sehingga akupun makin leluasa melahap pahanya yang putih mulus, dan sebagian rambut dipangkal pahanya dengan sudut mataku.
“Mbak Rin,.. Aku jadi pengen nih..” Nunung bicara kepada istriku.
“Ya nggak apa apa, wong Mas nya nyanding koq.” Istriku menyahut sambil senyum penuh arti.
Aku makin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku sehingga aku bisa melihat paha mulus Nunung, dan kuselusupkan tanganku dibalik blouse istriku yang tidak ber BH untuk meremas remas buah dadanya, sementara tangannya sudah masuk kesarungku untuk mengelus elus penisku yang sudah berdiri keras.
Ia menutup tanganku dengan bantal sehingga gerilya yang kulakukan tidak terlihat oleh Feri dan Nunung. Walaupun itu sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena mereka sudah tidak memperhNunungan kami lagi, keduanya sudah mulai tenggelam dalam percintaan.
Ketika Nunung melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Feri menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan Nunung menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan, sehingga Feri berdampingan dengan istriku.
Mereka berciuman sambil saling saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku sering melirik mereka dengan gairah, ikut terhanyut dengan adegan panas persis satu jengkal disampingnya.
Tiba tiba Nunung menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya.
“Biar adil dong Mbak..” sambil tangannya terus melolosi seluruh pakaian istriku.
Walaupun wajah istriku protes, tapi usaha mencegah tangan Nunung yang nakal, tidak serius sehingga dengan mudah Nunung melucuti pakaian istriku. Sekelebat kulihat mata Feri melahap seluruh tubuh indah istriku, bahkan ia segera mengeser posisinya merapat ketubuh istriku, sehingga lengannya menempel pada pinggir payudara istriku.
Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku mendominasi pikiranku, kucopot seluruh pakaianku sehingga kami berempat sudah bugil, kuciumi istriku, sambil jariku mengelus vaginanya yang sudah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, sedangkan tangan kirinya tertindih tangan Feri.
Kurasakan elusan lembut sebuah tangan halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah keselangkangan dan mengelus buah zakarku. Aku sudah menduga pemilik tangan itu, dan Nunung berdesir ketika kulihat tangan Nunung lah yang sedang mengelus batang penisku, sambil mulutnya menciumi dada suaminya.
Aku yakin Feri melihat tangan istrinya yang sedang beroperasi di batangku yang keras seperti kayu, tapi dia tampak acuh saja, bahkan kini lengan kanannya telah mendidih susu istriku.
Istriku tidak menyadari atau pura pura tidak tahu bahwa tangan Feri sudah menindih payudaranya, dan wajahnya dipalingkan kearah yang berlawanan.
Agen Judi Online - Nunung sambil berubah posisi dengan setengah duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yang terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya menggosokan gosokkan kemaluan suaminya ke klitorisnya, sementara buah dadanya menggantung diremas remas suaminya.
Posisinya tersebut membuat tubuh Feri merenggang dari tubuh istriku sehingga tangan kiri istriku yang tertidih menjadi bebas. Dari padangan matanya yang sayu dan pahanya sudah direntangkan, aku tahu bahwa istriku sudah memberi lampu hijau.
Dituntunnya penisku kearah lubang vaginanya, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang menikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sementara aku mengocoknya perlahan lahan, istriku mendesis desis keenakan, kini wajah istriku menghadap kearah Feri bahkan hanya berjarak sejengkal dengan wajah Feri namun matanya terpejam.
Nunung sudah terlengkup ditubuh suaminya, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batang suaminya yang sudah melesak ditelan liang kenikmatannya.
Sekali kali tangannya meremas bokongku dan istriku melihat aktifitas tangan Nunung ini, tapi rupanya diapun tak ambil peduli. bahkan beberapa kali Feri mencium mulut istriku yang tengah mendesis, istriku diam saja, walaupun tidak meresponnya.
Entah kenapa aku tidak cemburu melihat istriku diciumi oleh Feri saat sedang kusetubuhi, bahkan aku makin terangsang. Karena kulihat ciuman itu membuat istriku makin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari gerakan dan nafasnya mendengus tidak seperti adat biasanya.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan istriku tak terkendali, bahkan ia membalas menyedot ciuman Feri, dan pada saat itulah istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya menghisap mulut Feri dalam dalam sambil merintih.
Dia telah orgasme. Ini diluar kebiasaan, istriku biasanya cukup tahan lama, tapi kali ini dia cepat selesai, padahal aku merasa masih tahan lama.
Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, aku masih tanggung tetapi aku memang tidak ingin selesai sekarang, aku masih berharap istriku bangkit lagi setelah istirahat. Kutatap wajah istriku yang penuh kepuasan. Disampingnya kulihat Feri menggengam tangan istriku.
Melihat aku tegeletak disamping istriku, dengan kemaluan yang masih tegar, Nunung segera tahu bahwa aku belum ejakulasi.
Tiba tiba Nunung menghentikan goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi tubuh istriku, Nunung segera menghampiriku, kemudian dengan dasternya yang diambil dari sisi kasur dibersihkannya penisku yang penuh lendir istriku.
Dia menindihku dan menciumku. Aku sempat kaget, aku tak menduga kejadian itu, kulirik Feri tetapi dia hanya melihat tingkah istrinya tanpa reaksi. Istriku juga hanya melirikku sebentar kemudian memejamkan mata kembali, menikmati sisa orgasme yang ia dapat dariku.
Kubalas ciuman Nunung dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya sedangkan tangan kanan meremas buah dadanya. Nunung menjulurkan lidahnya menyambut lidahku, sementara vaginanya yang basah digesek gesekan ke diatas kemaluanku.
Tampak Nunung sudah sangat terangsang, sehingga ciuman kami hanya berlangsung sebentar, segera dia menghentikan ciumannya, ditariknya badannya sehingga sekarang posisinya duduk diatas pahaku, sementara belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yang rebah diatas perut.
Kulihat belahan kemaluannya yang merah penuh lend*r, aku sudah tidak sabar lagi, kuangkat pinggangnya dengan kedua tanganku, Nunung cepat tanggap, sambil mengangkat pantatnya, diambilnya penisku dan diarahkan kelobang vaginanya.
Dalam hitungan detik, kemaluanku sudah menyelusup kedalam vag|na Nunung. Nunung melenguh pelan, badannya ambruk kedadaku dan wajahnya menempel disamping kepalaku sambil mendesis desis.
Kuangkat pinggulku berusaha mengocok kemaluan Nunung, dan diapun mengikuti gerakanku tetapi pinggulnya digoyang memutar sedangkan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan dan putaran pinggulnya tidak kalah dengan istriku, kenikmatan menjalar keseluruh penisku.
Sepuluh menit telah berlalu dan kurasakan Nunung mulai mempercepat goyangannya, mulutnya menciumku dan lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, aku segera mengerti bahwa sedang mulai masuk kemasa orgasme. Tanpa menunggu waktu lagi kupercepat kocokanku, karena kemaluankupun sudah berdenyut denyut enak, dan segera akan keluar.
Ketika kurengkuh bokongnya, Nunung merengkuh pundakku makin kencang, dari mulutnya keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia sedang orgasme. Dan segera kulepas pula air maniku menyemprot didalam vaginanya. Kenikmatan yang luar biasa.
Walaupun permainanku sudah berakhir tetapi Nunung tidak mau mencopot kemaluanku dari vaginanya, dia hanya mengeser tubuhnya dari dadaku untuk meringakan tindihan tubuhnya diatas tubuhku. Kesadaranku mulai pulih, kulihat istriku sedang bergumul dengan Feri.
Dengan tubuh yang bugil dia menindih tubuh istriku, mereka berciuman dengan pelan dan dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yang tergolong besar dan montok, sementara tangan istriku mengelus bokong Feri, dan kudengar desahan halus dari mulutnya itu pertanda istriku sudah mulai terangsang lagi.
Melihat istriku terangsang, tiba tiba akupun terangsang kembali. Aku sangat senang istriku menikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku kearah istriku, dan Nunung segera merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sambil menikmati sisa orgasme yang kuberikan padanya.'
Feri sedikit mengeser tubuhnya dan tangan yang tadinya meremas tetek istriku turus kebawah, kearah kemaluan istriku, dan istriku mengangkat pinggulnya ketika jari tengan Feri memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya makin keras.. Feri mengangkat tubuhnya dan dibukanya lebar lebar paha istriku.
Istriku menoleh kearahku, matanya sayu memandangku seolah minta ijin padaku. Kupandangi dia, dia sangat cantik tak kuasa aku menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya tanda bahwa aku menyetujuinya. Dan ketika pen|s Feri melesak kedalam vaginanya, istriku memejamkan mata keenakan, dan tangannya mengelus elus penisku seirama dengan kocokan yang diberikan Feri.
Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau mana saja yang kudapat karena istriku dalam kenikmatan, selalu kepalanya tidak bisa diam, menoleh kekiri kekanan sambil menjilat jilat bibirnya sendiri.
Sementara tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul pundak Feri. Tangankupun tak henti hentinya meremas remas buah dadanya. Kudengar pula desisan Feri menambah suasana jadi makin mengairahkan.
Tiba tiba istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut dan giginya menggigit bibr bawahnya, dia menoleh kearahku, istriku akan selesai dan sebentar lagi pasti akan melenguh panjang.
“Pah.. aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh”
pada saat itu dia mendongakkan wajahnya keatas, matanya menatap mata Feri dengan sayu.
Pada saat yang sama, aku tak tahan menahan ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Feri menekan kemaluannya dalam dalam kevagina istriku untuk berejakulasi.
Ketika dia mencabut kemaluanya, kulihat sisa air mani meleleh keluar dari bibir vag|na istriku, yang berwarna kemerahan.
Malam ini adalah malam pertama dimana istriku merasakan pen|s orang lain selain punyaku apalagi dia merasakannya sekaligus dalam selang beberapa menit, sebuah pengalaman yang sangat memuaskan kami berempat.
Sejak itu kami sering melakukannya, sedikitnya sebulan sekali, dan kami berkomitmen ini hanya dilakukan berempat, Bahkan kini muncul ide baru dari Nunung untuk menambah menjadi tiga pasangan.
Kenikmatan Seks Keperawananku Yang Pecah
Bisnis Poker - Aku biasa diopanggil Della. Aku baru berusia 19 tahun (SMA kelas III). Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat badanku.
Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP.
Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2001. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2001 ini. Ceritanya begini. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki.
Agen Poker Online - Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta.
Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku. SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Muki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami.
Pada saat itu Muki hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah. Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah.
Kira -kira tiga hari kemudian, Muki menelepon ke rumahku. “Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Della, ini dari Muki.”
“Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”
“Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Dell ada acara nggak malam minggu ini.” Aku sempat kaget Muki mengajakku keluar malam minggu ini.
Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku. “Kenapa bisa begitu,” balas Muki.
“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.
“Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.” Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Muki tidak begitu jauh dari rumahku.
Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak. Tepat hari sabtu sore, Muki datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana.
Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
“Dell, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Muki mesra.
“Muk, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
“Muk, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga Dell, begitu melihat kamu langsung tertarik.”
Dan Muki menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Muki memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki sudah ada di depan mataku.
Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya.
Ciuman Muki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku.
“Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku. Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
“Dell, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.” Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk.
Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju. Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “Dell, kamu membuat nafsuku naik.”
“Aku juga Muk,” balasku manja. Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku.
Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini.
“Teruskan Dell, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.
Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Muki meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Muki memegang puting susuku yang sudah keras.
“Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain.
“Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Muki untuk memasuki celana dalam yang dipakainya.
Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Muki yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu.
“Teruskan Muk, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa. “Kita langsung pulang ya Dell sudah malam,” pinta Muki.
“Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.
Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Muki.
Mudah-mudahan Muki mengerti apa yang kuinginkan. “Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Muki dengan nada gembira. Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya.
Dan setelah Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.
Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “Dell, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Muki.
Dan kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.
“Dell, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki. “Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.
Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.
“Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang.
Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana dalamnya.
Terlihat jelas sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku.
“Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan. Sementara aku masih terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi.
“Dell, kamu isap punyaku ya… mau nggak?” “Isap bagaimana..” “Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya.
Dan Muki merubah posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Muki.
“Muk, besar sekali punyamu.” “Langsung aja Dell, aku sudah tidak tahan..” Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu.
Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah.
Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat. Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat.
“Terus Dell, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Muki.
Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma.
Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.
“Dell, aku sudah keluar, banyak ya..”
“Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa Dell..” Kemudian Muki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam.
Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Muki esoknya.
Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Muki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu. Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.
Agen DominoQQ - Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
“Tempat apa ini Muk,” tanyaku. “Dell, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti ini.” “Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.” Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu.
Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
“Della, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Muki. “Aku setuju saja Muk, terserah kamu.” Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Muki membaringkan badanku di tempat tidur.
“Dell, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya.
Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur.
Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras.
Dan lama -kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah.
Sambil tangannya memeluk pahaku. “Dell, bodi kamu bagus sekali.” Muki sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
“Dell, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
“Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Muki.
Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar.
Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Muki membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya.
Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik.
Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku. Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Muki. “Muk, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku.
Muki lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku. “Dell, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”
Lalu Muki melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Muki yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku.
Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Muki berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku.
Agen BandarQ - “Oh… enak sekali,” jeritku. Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Muki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi.
Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “Dell, kamu sudah tidak perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…”
“Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki masih terbenam di vaginaku.
Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga. “Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
“Keluarin terus Dell, aku tidak akan melepaskan punyaku.” “Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku.
Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya. Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
“Dell, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.” Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap punyaku.
Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang. “Dell punyamu lebar sekali.” “Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.” Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali.
Penis Muki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.
“Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…” “Tahan sebentar Dell, aku juga mau keluar..” Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku.
Dan sekali lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar. “Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku.
Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
“Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
“Dell, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
“Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
“Dell… aku keluar..”
“Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..” “Aduh, Dell… goyang terus Dell, punyaku lagi keluar…”
“Aduh Muk… enak sekali…” Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa.
Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur. “Dell… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
“Ia Muk…” Tidak lama kemudian, Muki membersihkan cairan spermanya di vaginaku. “Dell, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
“Iya Muk..” jawabku singkat. Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Muki menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Muki memasukkan penisnya ke vaginaku.
Muki pun mengalami hal yang sama. Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa.
Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar.
Sementara Muki sudah 7 kali. Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Muki bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja.
Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan.
Dan kemarin ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Muki sepulang dari sekolah.
“Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.” “Iya Dell… syukurlah…” “Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Muk..” Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol.
Dan setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Muki sudah keluar.
Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.
Fantasi Seks Dengan Cewek SMP Yang Masih Virgin
Agen Poker Online - Selamat Siang semuanya aku baru membaca tentang cerita dewasa dan aku tiba tiba mempunyai kenangan akan seksku, maka dari itu aku akan menceritakan kisahku di blog ini dan terimakasih atas kesempatannya, perkenalkan namaku Dani umurku 21 tahun kejadian tak berlangsung lama kurang lebih satu tahun yang lalu dan aku masih ingat betul kejadian tersebut.
Aku mempunyai 2 saudara dan aku adalah anak pertama aku berstatus mahasiswa di daerah Jawa Barat, aku memang anak rantau sekarang aku ngekost di derah dimana daerahnya terbilang kumuh atau kotor memang aku sengaja mencari kost yang agak mendalam dari jalan raya, karena aku ingin kehidupanku tidak terusik apalagi kalau membawa cewek tidak merasa takut atau was was.
Agen Judi Online – Aku menyadari aku termsuk laki laki pedofil dimana dalam ceritaku ini 3 gadis yang umurnya masih masih belia menjadi penyalur kebutuhan seksku. Tepatnya tahun 2014 aku berkenala dengan Intan umur 15 tahun pertemuan aku denga Intan yaitu saat aku maen game di mall dan kita saling bertemu karena kesenangan kita sama.
Tepatnya hari Selasa saat perkuliahanku kosong aku sengaja unutk melepas stress dan mencari hiburan di mall dengan bermain game, dimana memang hari itu tidak seperti biasanya suasana masih sepi mungkin karena banyak yang sibu bekerja, saat asyk bermain game master aku melihat seorang gadis di pojokan yang masih berseragam SMP sedang menangis.
Aku samperin dengan rasa kasihan melihat dia, trus aku tanya.
“kenapa dek kok nangis” disini ama siapa”
“Intan habis diganggu sama teman teman kakak”
Ow ternyta namanya Intan, dalam hati ku aku tau nama gasi ini.
Aku tanya lagi “kenapa kok di ganggu dek Intan”
“Aku mau maen game hari ini karena uang saku ku dirampas sama teman teman jadi aku gak tau harus gimana”
“Kemana teman temanku kamu kok teganya rampas uang sakumu”
“Mereka langsung pergi Kak dan Intan gak ada uang unutk pulang”
Aku sempat bingung mau bagaimana soalnya aku juga kasihan melihat Intan. “Apa aku bawa ke security untuk meminta bantuan” tap kok Intan masih bawa seragam sekolah takutnya entar malah dimarahi orang tuanya karena bolos sekolah. “Cerita Sex Terbaru Gadis SMP”
“yaudah gini aja kakak kasih uang kepada intan untuk pulang “
“Tapi Intan gak berani pulang kak takut dimarahi mama soalnya aku ijinnya berangkat ke sekolah, lha kalau pulang entar bisa di marahi terusan sama mama kak”
“waduh tambah bingu aku saat itu” atau gini aja dek Intan apa nemenin kakak maen game, dek Intan boleh ikut maen kok asalkan ganti seragam dulu, soalya entar takutya kalau maen game masih pakai seragam entar ditangkap sama security”“Cerita Sex Terbaru Gadis SMP”
“Tapi Intan gak bawa salin baju Kak gimana”
“dengan kagetnya aku, lha terus giman dek Intan”
“gak tau Kak harus bagaimana”
“Yaudah tenang dek Intan entar kakak beliin baju dulu di stand lantai 2”
“entar ganti di kamar ganti atau WC”
“dengan wajah senang Intan menganggukkan kepalanya”
“kamu tunggu di WC situ entar kakak kalau sudah dapat baju gantinya aku antar”
Agen DominoQQ – Saat aku meniggalkan dek Intan sebentar aku menoleh kebelakang melihat wajahnya yang berhenti menangis tersebut terlihat wajah paras cantiknya seperti berbie kulit putihnya dan bodynya yang semampai mulus apalagi payudaranya yang terlhat membekas dari baju seragam yang ketatnya, pikiran aku sudah kemana mana seakan akan aku nafsu dengan gadis SMP.
Kita sepakat untuk bertemu di WC dekat arena bermain, aku langsung menuju ke outlate yang jual baju dengan rasa canggung dan malu aku memilih milih baju yang menurutku seksi, eeee malah ditanya ama kasirnya buat siapa mas, aku jawab buat kado ulangtahun ponakan aku mbak, dengan nada tertawa cekikikan mbak kasir menertawakanku.
Aku memang sengaja memilih baju yang belahan dadanya agak turun sehingga belahan dadanya agak terlihat bila memakai itu dan aku belikan celana jeans pendek orang biasa bilang celana gemes, biar menjadi pencuci mata buatku, aku sempat berfikir apa aku entar dikerjani sama gasi SMP itu.
Ah sudahlah karena niatku dari awal baik untuk membantu dek Intan biar tenangtidak nangis nangis
Setelah selesai membayar aku temui Intan di tempat yang kami sepakati unutk ganti baju, aku serahkan baju dan celana yang aku beli setelah 15 menit aku menunggu di luar WC owhh tak kusangka perkiraanku tepat Intan memaki baju itu terlihat seksi dan mngggoda birahiku seketika naik dan rodalku tiba tiba membengkak ingin keluar dari kandangnya.“Cerita Sex Terbaru Gadis SMP”
“Kakak kok melongo melihat kau sih”
“kamu benar benar cocok makin cantik” kataku
“ahhhh tapi Intan malu kak pakai ini soalnya bajunya agak terbelah di dadanya dan celana terlihat pahaku kak”
“Aku rayu dengan jurusku supaya Intan PD memakai baju itu, dan akhirnya kita pergi maen game bersama”
Setelah kita bermain dan bersenang senang tak terasa waktu sudah menunjukan jam pulang sekolah, rencanya aku mau antar dia denga taksi tapi saat aku tanya ternyta rumahnya sejalur dengan tempat kos aku, jadinya kita pulang menggunakan Bus umum, aku mengantar Intan sampai dekat dengan rumahnya.
Kemudian aku kasihkan no teleponku kepada Intan “nih no telponku dek’ entar suatu saat kalau ingin bermain lagi tinggal sms atau telpon kakak, dan tidak lupa bajunya simpan kamu saja hitung hitung buat hadiah dari kakak hehe..“Cerita Sex Terbaru Gadis SMP”
Agen AduQ – Kita berpisah dan selama satu minggu tidak ada kabar atau sms dari Intan, ah sudahlah mungkin dia lupa atau kehapus nomerku, hari minggu kebiasannku mencuci pakain dan memandikan burung peliharaaku, hapeku dikamar bunyi terus memang aku sengaja tidak aku jawab mungkin dari teman kuliahku yang biasanya ngajak ngopi diwarung sebelah.
Dengan rasa kaget aku mendapat banyak telpon dengan nomer yang tidak aku kenal dan ada sms ternyata dari Intan”. Yang isinya.
“kakak ada waktu gak aku mau maen ke kost san kakak”
“aku jawab , aku lagi free silahkan kesini saja aku tunggu di depan gang entar kalau sudah sampai sms lagi” kataku.
“dia membalas lagi kasih tau daerahnya dan alamatnya kak biar Intan chek di goole maps”
“oke aku kasih ancar ancar dengan tepat”
Setelah 40 menitan Intan sudah tiba ke kos aku dan lebih kagumnya dia memaki baju yang kau kasihkan kepada dia, sungguh menggoda mataku payudara Intan ini “batinku.
“kak aku lagi bosen dirumah sendirian papa mama sedang maen kerumah mbah dan aku sendiri bersama pambantuku”
“yaudah santai saja disini ada komputer playstation dan komik” silahkan kalau maen yang mana dek “ kataku.
“Maen komputer saja kak, ada game nya kan”
“ada kok dek silahkan maen yang kamu suka” aku tak lanjutin sebentar memnadikan burung love birdku”
Setelah 30 menitan menyelesaikan kegiatanku aku meregangkan tubuhku dan membakar rokok, tapi Intan yang berada di dalam kamar kost ku kok sepi banget gak ada suaranya atau musik playernya, aku hampiri dia ke kamar kost , dan Intan ijin mau kemar mandi,
“silahkan masuk saja gak dikunci kok tapi maaf kamar mandinya agak tidak bersih maklum lah kost cowok. Hehe
Saat Intan menuju ke kamar mandi aku ada niat unutk menginti dia dari celah celah dinding, dengan perlahan lahan aku menuju ke kamar mandi tapi yang aku herankan adalah ada bunyi erangan di dalam kamar mandi dan aku juga bingung kenapa ada suara tersebut. Kemudian sirna lah aku untuk mengintip Intan yang ada di kamar mandi.
Lama sekali aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dengan rasa curiga aku buka komputer dan ternyata dia habis nonton FILM BLUE , waow tak kusangka gadis SMP ini mebuka folder pribadiku dan menonton film porno, seketika akulangsung menutup jendela dan kamar kostku. Kemudian aku mengetuk pintu kamar mandi.
“Intan kamu gak kenapa kenapa kan”
“gak apa apa kok kak bentar lagi Intan keluar”
“aku berusaha masuk ke kamar mandi karena saat itu setan sudah menguasai pikiranku maka aku buka kamar mandi itu”
Agen BandarQ - Intan lupa untuk mengunci pintu kamar mandi, dan terbuka lah pintu kamar mandi tersebut yang membuat rodalku langsung berdiri dan menunjukan kejantanannya, Intan yang duduk di pojok mbak mandi sedang melakukan orgasme memegang memek yang merah dan sempit tanpa bulu masih mulus selakangan Intan, membaut birahiku tidak teratasi.
Langsung saja aku gendong Intan menuju ke kasur dan dia tidak menolaknya, tanpa banyak omong langsung saja aku jilar memeknya yang masih basah.
Uuuhhhh ahhhh auuuuuuuhhh ahhhhrgggghhhhhh , hanya kata itu yang terucap di bibir Intan saat aku jilatin memeknya, aku mencari klitorisnya yang msih mumpat di antara memek merahnya, setelah ketemu klitorisnya aku hisap deng lembut denga lidahku, tubuh Intan langsung mengjang dan kegirangan melenguh panjang.
Dengan suara erangannya Intan sungguh menikmati, ahhhhhhh enakkkk kakak.
Sungguh keras suara intan tapi aku tidak peduli dengan sura tersebut aku terus jilati memeknya yang semakin memerah.
Dengan menyetel lagu musik jadi aku agak tenang karena buninya tertutup oleh alunan musik rock.
“Intan malah brtanya kok pergi kak kan sedang enakkkk, perkataan Intan tersebut sontak membuatku semakin terangsang bahwa dia tidak ingin kehilagan waktu yang tepat ini.
“sebentar Intan kakak sedang mengelis lagu lagu biar semakin panas” sambil mengatur volume sound aku mentyuruh Intan untuk membuka semua baju yang di pakainya, tanpa banyak tanya dia langsung membuaka bajunya dan terlihat payu dara yang sebesar bola bowling , dan giliraku membuka baju aku.
Terus aku keluarkan kontolku dan aku suruh Intan unutk menjilati burungku, tanpa ada penolakan lagi Intan mengiyakannya dia sekarang berasda diaatas aku, dengan posisi 69 kita saling menjilati organ vital kami, sungguh lanyah sekali lidah intan untuk memainkan penisku, mungkin karena dia tadi sudah menonton adegan film porn jadi dia sedikit memahaminya.
Cerita Dewasa – Kemudian aku ganti posisi dengan menindih tubuh Intan yang kecil ini, aku tanya.
“ Intan sudah pernah mens belum”
“udah baru hari kemarin sudah berhenti” Yeeeessssss batinku sungguh pas sekali aku mendapatkan memek gadis SMP ini.
“untung saja dia habis mens kalau gak bisa serem kalau aku menghamili gadis yang masih usianya 14 tahun ini”
Dengan tenang aku memasuka penisku ke arah lubang vagina Intan, aku sodokkna pelan pelan.
“sakittttt kakak,, ahhh pelan pepaln kakkk” erang Intan denga wajah yang menikmati karena sakit.
Dengan sabar aku sodokkan sedikit demi sedikit karena lubangnya yang memang masih sempit apalagi ukuran peniku lebih besar dari lubang memeknya.
Aku tusuk secar pelan pelan, masuk setangah aku berhenti sebentar agar sakitnya Intan biar terbiasa, setelah 3 menit aku masukkan lebih dalam lagi sleppppb tapi masih ad mengganjal mungkin karena selaput daranya Intan.
“aku bisikan di telinga Intan kamu tahan sedikut yan sayang sambil mendorong peniskudan bleessssss masuk semua penisku ke dalam memeknya.
“ahhhhhhhhhhhhhh sakitttttt kakak, dengan wajah yang kesakitan akhirnya selaput daranya robek karena aku sodokkan penisku ke dalamnya.
Biarin Intan kamu pasti meinkamtinya, aku biarkan penisku didalam memeknya supaya terbiasa denga penisku yang ukurannya besar, ak goyangkan pinggulku dengan pelan pelan agar dapat rangasangan dari Intan dan usahaku sugguh berhasil membuatnya nyaman.
Intan langsung semakin nafsu dan menggenjot badannya naik turun.
“enakkk banget kakk sungguh enakkk ahhhhhh lebih enakan mana ketimbang maen sendiri dikamar mandi tadi sapaku”
“aku mau pipissss kakak , Intan mau piiipiisss nih”
“pipisss saja dek, kakak juga mau pipiss juga”
Ahhhrrgggggggggggg dengan nada bersamaan kami mencapai kenikmatan bersama.
Setelah kejadian itu Intan sering maen ke kostsanku pada saat pulang sekloah atau harri libur unutk meminta jatah dan memuakan nafsunya.
Kejadian terus terulang hampir setiap semingggu bisa tiga atau emapt kali kita bersenggama bersama.
Suatu ketika aku membuka pertanyaan kepada Intan “kamu nyesel gak perawan kamu kakak ambil?”
“Intan tidak menyesal kak, malah senang banget dan sayang dengan kakak karena banyak mengajariku dan membantu dengan tugas sekolah jawbnya.
“Ya sudah syukurlah kalau begitu dek intan kakak juga sayang dengan adek”
Bersetubuh dengan gadis SMP memang penuh fantasi, dan menjadi kenyataan bisa ngentot denga gadis perawan, tapi unutk para pembaca janga meniru karena aku ingin berbagi cerita dengan semuanya yang sam suka hobi dengan cerita sex, demikianlah cerita singkatku akhir kata aku ucapkan terimakasih.
Langganan:
Postingan (Atom)